LAPORAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK
RESISTOR VARIABEL
A. Waktu Pelasanaan
Judul : Laporan Pengujian Karakteristikresistor Variabel
Hari : Selasa
Tanggal : 21 November 2012
Jam : 10.30-14.00 WIB
B. Tujuan
Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik resistor variabel serta mengukur nilai hambatannya sesui dengan perlakuan yang dijalankan
C. Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Masing – masing 3 buah LDR, Potensiometer, Trimpot, NTC dan PTC
3. Korek api
4. Kawat (untuk kopel)
D. Langkah kerja
Adapun langkah-langkah untuk pengujian resistorvariabel diatas :
1. Siapkan multimeter dan seting multimeter untuk mengukur hambatan resistor variabel.
2. Perlakuan :
a) Untuk LDR, dengan 2 perlakuan yaitu:
1) Ukur hambatan LDR pada tempat yang terang
2) Ukur hambatan LDR pada tempat yang gelap
b) Untuk potensiometer dan trimpot, pengukuran hambatannya deangan memutar pengaturan yang ada di potensionometer dan trimpot tersebut dari 0, ¼, ½, ¾, 1 putaran.
c) Untuk PTC dan NTC, ukur dengan 2 perlakuan, yaitu:
1) Ukur hambatan PTC dan NTC sebelum dipanaskan.
2) Ukur hambatan PTC dan NTC sesudah dipanaskan.
d) Pengukuran a,b,c di atas menggunakan kawat yang di kopel di bagian kaki-kaki resistor variabel
3. Catat pengukuran resistor variabel tersebut pada tabel yang tersedia
E. Landasan Teori
1. Light dependent resistor (LDR)
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Namun perlu juga diingat bahwa respon dari rangkaian transistor akan sangat tergantung pada nilai LDR yang digunakan. Lebih tinggi nilai tahanan nya akan lebih cepat respon rangkaian.
Akan lebih mudah mengatur respon rangkaian bila kita menggunakan Op-Amp sebagai penguat atau saklar pada rangkaian LDR. Kita bisa gunakan berbagai jenis Op-Amp yang tersedia. Kalau tersedia jenis CMOS atau yang lain tidak akan mempengaruhi penampilan LDR pada rangkaian.
Tergantung pada aplikasi rangkaian yang akan kita rakit. Apakah keluaran Op-Amp akan tinggi saat LDR tidak mendapat cahaya atau Keluaran Op-Amp akan mencapai tegangan supply pada saat LDR mendapat cahaya. Gunakan rangkaian dasar Op-Amp Inverse atau Non-inverse.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR (Light Dependent Resistor) biasa digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri
2. Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel.Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer. Bentuknya kecil dan nilai tahanannya dapat diubah-ubah dengan cara memutar lubang coakan dengan menggunakan obeng kecil. Seperti halnya dengan potensiometer maka trimpot atau tripotensiometer juga diberi tanda huruf A dab huruf B pada bagian badannya untuk mengetahui jenis linier atau logaritmis.Trimpot atau tripotensiometer sebagai bahan resistifnya dibuat dari bahan karbon atau arang.
Fungsi trimpot, ada dua kemungkinan fungsi trimpot pada PA, untuk mengatur output DC offset voltage dan/atau untuk mengatur quiescent current.
4. PTC & NTC
NTC(Negatif Temperature Coefficient) dan PTC(Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilaii resistansinya berubah jika terjadi perubahan di sekelilingnya. Untuk NTC, Nilai resistansinya akan naik jika temperature di sekelilingnya turun. Sedangkan nilai rasistansi PTC akan naik jika temperature di sekelilingnya naik.kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperature daerah di sekelilingnya.
F. Tabel Pengujian
1. LDR
NO | NILAI TAHANAN | |
Ditempat terang | Ditempat gelap | |
1. | 5 Ω(X1k) | 200Ω(X1k) |
2. | 15Ω(X1k) | 200Ω(X1k) |
3. | 4,5Ω(X1k) | 200Ω(X1k) |
Apabila terkene intensitas cahaya yang lebih besar maka nilai tahanannya lebih kecil, dan jika terkene intensitas cahaya yang sangat kecil nilai tahanannya lebih besar.
2. POTENSIONOMETER
No | Uraian | Pengujian nilai putaran | ||||
0 | 1/4 | 1/2 | 3/4 | 1 | ||
1 | Kopel 1-2 (kekanan) | 0 Ω(X1k) | 7Ω(X1k) | 24Ω(X1k) | 37Ω(X1k) | 50Ω(X1k) |
Kopel 2-3 (kekanan) | 50 Ω(X1k) | 38 Ω(X1k) | 24 Ω(X1k) | 8 Ω(X1k) | 0 Ω(X1k) | |
2 | Kopel 1-2 (kekiri) | 50 Ω(X1k) | 38 Ω(X1k) | 25 Ω(X1k) | 7 Ω(X1k) | 0 Ω(X1k) |
Kopel 2-3 (kekiri) | 0 Ω(X1k) | 8 Ω(X1k) | 25 Ω(X1k) | 38Ω(X1k) | 50 Ω(X1k) |
Jika pengatur semakin diputar kearah yang menjauhi titik nol maka nilai hambatannya semakin kecil begitu pula sebaliknya, jika di putar mendekati nol maka nilai hambatannya semakin besar.
3. TRIMPOT
No | Uraian | Pengujian nilai putaran | ||||
1 | Kopel 1-2 (kekanan) | 0 Ω(X1k) | 24 Ω(X1k) | 51 Ω(X1k) | 73 Ω(X1k) | 100 Ω(X1k) |
Kopel 2-3 (kekanan) | 100 Ω(X1k) | 75 Ω(X1k) | 52 Ω(X1k) | 26 Ω(X1k) | 0 Ω(X1k) | |
2 | Kopel 1-2 (kekiri) | 100 Ω(X1k) | 76 Ω(X1k) | 49 Ω(X1k) | 25 Ω(X1k) | 0 Ω(X1k) |
Kopel 2-3 (kekiri) | 0 Ω(X1k) | 25 Ω(X1k) | 50 Ω(X1k) | 75 Ω(X1k) | 100 Ω(X1k) |
Jika pengatur semakin diputar kearah yang menjauhi titik nol maka nilai hambatannya semakin besar begitu pula sebaliknya, jika di putar mendekati nol maka nilai hambatannya semakin kecil.
4. NTC & PTC
No | JENIS RESISTOR VARIABEL | NILAI HAMBATAN | |
Sebelum dipanaskan | Sesudah dipanaskan | ||
1 | NTC | 0 Ω(X10) | 1,8 Ω(X10) |
2 | PTC | 2,7 Ω(X10) | 0,2 Ω(X10) |
Jika NTC dipanaskan maka akan terjadi peningkatan nilai hambatan, dan jika PTC dipanaskan akan terjadi penurunan nilai hambatan
G. Kesimpulan
Resistor variabel merupakan resistor yang bias berubah-ubah nilai hambatannya atau tidak tetap. Cara perubahan nilai hambatan tersebut tergantung dengan fungsi dari resistor tersebut.
Thank You and Good article CONTOH LAPORAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK RESISTOR VARIABEL this time, hopefully can benefit for you all. see you in other article postings.
You are now reading the articleCONTOH LAPORAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK RESISTOR VARIABEL with the link address http://reyog-city.blogspot.com/2013/03/contoh-laporan-pengujian-karakteristik.html
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon